Senin, April 12, 2010

Hidup | Mati

Di setiap Senin dan Rabu saya biasa menghabiskan waktu ditempat anak anak belajar musik, dan jika ada waktu senggang saya akan menghabiskannya untuk sekedar berbincang dengan para Ibu yang mengantar putra putri mereka :) dari mereka saya belajar menjadi tua, belajar dewasa tepatnya…
Diantara Ibu Ibu muda usia, saya selalu menjumpai seorang nenek yang kurang lebih berusia 70 tahun, namun masih sehat, masih mampu mengantar sang cucu belajar gitar disini dengan naik angkot pula karena Ibu sang cucu ini sibuk menghabiskan waktu dikantor :) dan setiap kali saya datang, sang nenek selalu melemparkan senyum manisnya ke saya, yang bisa dipastikan akan saya balas dengan senyuman termanis saya, sambil melangkahkan kaki saya mendekat dan duduk disamping sang nenek.
Piye kabare cah ayu?” itu selalu kalimat yang keluar dari mulut sang nenek, dengan barisan gigi yang tidak lagi lengkap, kemudian sambil duduk disamping sang nenek saya akan menggenggam tangan keriputnya, menempelkan pipi saya ke pipi nenek, mencium punggung tangan sang nenek yang tak lagi mulus namun masih terasa hangatnya sambil menjawab pertanyaan sang nenek tadi “saya baik omah [begitu kami di sini biasa memanggilnya],  omah gimana? sehat kan?”
Kemudian sang nenek akan berceloteh tentang kebunnya yang dirawat bersama sang kakek, cucu cucu yang kian besar dan kian bandel, tentang anaknya yang sulit mendengarnya dan semakin membantah, iya anak anak sang nenek yang kerap meninggalkannya sendiri karena mereka sibuk dengan keluarga barunya dan nyaris melupakan sang nenek :(
Saya akan dengan sabar mendengar celotehnya karena di kali berikut sang nenek yang mendengarkan saya berceloteh, tentang kuliah saya yang sudah selesai, tentang cita cita saya menjadi penulis, tentang blog saya yang kian hari kian rame, tentang kekasih saya yang pergi meninggalkan saya, tentang lelaki muda yang hadir kemudian dan kadang menggoda hati saya :) tentang  hati saya yang retak tak kunjung sembuh, tentang apa saja :)
Dan dengan sabar sang nenek akan merengkuh saya kedalam pelukannya, kemudian saya akan menumpahkan sungai yang mengalir hangat di pipi saya jatuh dibahu sang nenek ”sabar ya cah ayu, hidup ini kan pindah dari satu masalah ke masalah yang lain toh, kalau tidak begitu nanti ALLAH tidak mengajarkan kita menjadi kuat, yang penting itu sabar, tawakal, berdoa terus ya ndo, gusti ALLAH ora sare
Dan kini, sejak sore ini saya tidak akan lagi menjumpai sang nenek, karena pagi tadi ALLAH memangilnya pulang, innalillahi wa inna ilaihi raaji’uun.
Tak ada lagi senyum manis dari bibir keriput sang nenek, tak ada lagi rengkuhan hangat ke dalam pelukan tubuhnya yang gempal, tak ada lagi celoteh yang akan saya dengar yang  mendewasakan saya, tak ada lagi yang akan mendengar celoteh saya di senja hari, tak ada lagi yang memberi saya nasehat dengan bahasa jawa yang kental …
:( Iya tak akan ada lagi, ALLAH berkendak lain, cukup sampai disini kebersamaan kami, semoga ALLAH menerima kepulangan jiwa sang nenek, ya ALLAH, titip salam sayang untuk nenek, maafkan saya telat mendengar berita ini dan tak bisa ikut mengantar sang nenek ke rumah terakhirnya, karena baru sore ini saya tahu bahwa nenek telah berpulang tadi pagi :(
Sungguh hidup ini adalah perjalanan menuju kematian, napas ini suatu waktu akan terhenti, di perjumpaan saya dan nenek minggu lalu semua masih begitu indah, tapi hari ini semua hilang. Kematian tak dapat ditunda, tak tentu waktu kedatangannya, dimana dia kan menjemput, seberapa orang yang masih sangat mengharapkan melihat senyum manis sang nenek, kematian tetap datang, tak peduli lagi apakah kami semua masih ingin bersama nenek dan mendengar celotehnya, toh kematian tetap membawa nenek pulang…
Kematian TIDAK perduli, ia tetap datang, menarik jiwa keluar dari raga …
Saya Dimakamkan Hari Ini
(Goretan tinta calon jenazah)
Perlahan, tubuh saya ditutup tanah, perlahan, semua pergi meninggalkan saya sendiri. Masih jelas langkah-langkah terakhir mereka, saya sendirian di tempat gelap yang tak pernah terbayang, sendiri menunggu keputusan … Menyesal sudah tak mungkin, tobat tak lagi dianggap, dan maafpun tak bakal didengar, saya benar-benar harus sendiri …
Ya ALLAH,  jika KAU beri saya satu lagi kesempatan, jika KAU pinjamkan lagi beberapa hari milik-MU beberapa hari saja… saya akan berkeliling memohon maaf pada mereka yang selama ini telah merasakan kedzaliman saya, yang selama ini sengsara karena saya, yang tertindas dalam kesombongan saya, yang selama ini telah saya sakiti hatinya, yang selama ini telah saya bohongi.
Saya dimakamkan hari ini, dan semua menjadi tak termaafkan, dan semua menjadi terlambat, dan kini saya harus sendiri, untuk waktu yang tak terbayangkan.
Tersadar bahwa hari ini kita masih bernafas, masih dititipkan nyawa oleh ALLAH, masih diberi kesempatan untuk menabung pahala demi pahala, masih diberi ruang untuk memohon ampunan, masih diberi waktu untuk menghentikan dosa yang kemarin kemarin …
Iya masih ada waktu …. bergegaslah memperbaiki diri sebelum bunga bunga berguguran menabur makam kita :( innalillahi wa inna illaihi rajiun.

Selasa, April 06, 2010

Akal dan Otak

disalin dari >>> www.iluvislam.com
 

oleh : cintaagung85
editor : doraemong13





Apa komen anda mengenai akal dan otak?

Bagi penulis, AKAL merupakan sesuatu yang maknawi dan abstrak manakala OTAK pula sesuatu yang material. Ada pendapat yang mentakrifkan akal itu sesuatu jauhar yang mudah dan pendapat mengatakan akal itu adalah jiwa atau pemikiran.

Satu kaedah menyebut, “Banyaknya nama bagi musamma' (yang dinamakan) menunjukkan mulia atau jeleknya musamma' itu”.

Di mana letaknya akal dan otak? Ada yang mengatakan akal itu letaknya di kepala dan ada juga yang mengatakan letaknya di hati. Manakala otak pula letaknya di kepala. Kalau kita lihat dan renung, Allah Ta’ala memberikan otak kepada makhluknya yang bernyawa tetapi tidak semua yang berotak itu berakal. Sebagai contoh: ayam, ada otak tapi tidak berakal, tidak ada perhintungan dosa pahala, halal haram sesuatu perkara.

Tetapi bagi makhluk yang bernama manusia, Allah Ta’ala kurniakan kepada kita akal sebagai ‘penapis’ untuk memastikan sesuatu perkara itu bertentangan ataupun tidak dengan syariat dan fitrah. Sebab itu pentaklifan hukum syara’ mementingkan akal dan bukannya otak sebagai misalan; solat, antara syarat sah solat ialah berakal dan begitulah seterusnya ibadat-ibadat lain.




Otak hanya berfungsi untuk merealisasikan apa yang ‘ditapis’ oleh akal. Akal yang sihat akan melakukan perkara yang baik manakala akal yang tidak sihat akan melakukan perkara yang sebaliknya. Suatu elemen yang mampu mempengaruhi akal adalah nafsu. Nafsu jika ditemukan dengan akal yang sihat maka akan memberikan impak yang positif kepada manusia. Tetapi, nafsu jika ditemukan dengan akal yang sakit maka akan memberikan impak yang negatif kepada tuannya.

Apakah formula untuk membina akal yang sihat? Setakat yang penulis tahu, terdapat ramai pakar motivasi memberikan tips untuk membina otak yang sihat dan jarang yang memberikan tips untuk membentuk akal yang sihat.

Di sini penulis ingin berkongsi formula untuk membina akal yang sihat:

  • Keimanan yang benar kepada Allah Ta’ala.
  • Melakukan suruhanNya dan meninggalkan laranganNya.
  • Mendengar peringatan.
  • Mengingati kematian.

Sebenarnya banyak lagi formula untuk membina akal yang sihat dan apa yang dinyatakan di atas cuma sebahagiannya sahaja.

Sebagai kesimpulannya, jaga dan peliharalah akal kita daripada perkara yang merosakkan. Akal mestilah mendahului nafsu dengan berpaksikan kepada petunjuk Ilahi dan bukan sebaliknya.

Wallahu ‘alam.


Sumber: Blog Penulis



My Blog List

About this blog

selalu awali harimu dengan senyum

adsense link 728px X 15px

Website Meter


visitors globe

Tersesat di blog ini,


weather

I live my life for you

99

sejak 22 03 2010

free counters

Yang Lagi online,

online counter

Pengunjung sejak 22 maret 2010

Poll

Gostats -> 15 04 2010

Time

Bulan Bintang Matahari

Followers

Opo yo ?